You are currently browsing the monthly archive for June 2008.

Banyak hal yang kita lakukan mungkin sesuatu yang sangat kita sukai ternyata tidak demikian dengan teman/sahabat/keluarga. Dan orang lain melakukan sesuatu dengan senang hati sementara kita tidak. Demikianlah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menyukai hal-hal yang orang lain tidak sukai atau sebaliknya membenci hal-hal yang orang lain sukai. Dari sinilah muncul banyak pendapat dalam menyikapi satu masalah yang sama.

Perbedaan sudut pandang, pola pikir seseorang juga menambah satu masalah menjadi lebih rumit. Kita kadang berpikir apa yang kita lakukan benar atau salah. Karena dengan ilustrasi diatas kita bisa saja mengatakan benar disaat orang lain mengatakan salah, atau sebaliknya. Benar menurut kita sendiri atau banyak orang, sehingga yang muncul disini adalah relatif.

Lihat seperti banyak kisah diceritakan sorang bapak bersama anak dan untanya yang sedang melakukan perjalanan jauh. Pertama anaknya diminta naik unta, dan bapak berjalan dengan memegang untanya sekaligus sebagai penunjuk jalan. Dalam perjalanan mereka bertemu sesorang, dan orang tersebut mengatakan bahwa sang anak tidak tahu diri, membiarkan orang tua berjalan sementara anak enak-enak saja naik unta. Karena perkataan itu sang anak menjadi sangat malu lalu meminta ayahnya naik unta, dan sang anak berjalan sambil memegang kendali unta. Di tengah jalan bertemu orang dan orang tersebut bilang, bahwa orang tua yang tidak punya belas kasihan, membiarkan anak sengsara. Mereka bingung, ternyata apa yang mereka telah lakukan salah, lalu berpikir dan solusi mereka saat itu mereka naik unta bareng. Berjalan beberapa lama, bertemu sesorang dan orang tersebut bilang bahwa mereka biadap, tidak kasihan sama unta. Membiarkan unta yang mereka tumpangi menderita beban yang amat berat. Berpikir lagi dan dari kejadian yang orang lain mengatakan salah, lalu ditemukan solusi berikutnya mereka berdua berjalan bersama-sama sambil memegang tali unta. Berpikir bahwa ini solusi yang paling tepat sehingga orang lain tidak mengatakan salah pada mereka. Setelah beberapa perjalanan mereka bertemu orang, dan orang mengatakan mereka berdua bodoh, karena punya unta tidak dimanfaatkan…….dst!

Dari cerita itu dapat kita ambil pelajaran bahwa kita cenderung berpikir begitu. Kita melakukan sesuatu dengan cara yang orang lain mengatakan salah, kemudian kita berpikir untuk menggunakan cara lain. Sementara orang lain yang mengatakan itu tidak mengetahui persoalan sebenarnya. Dan pada saat itu kita cenderung mengkuti/percaya apa yang mereka katakan bahwa kita melakukan sesuatu dengan cara yang salah. Dan banyak juga orang yang langsung mengatakan sesuatu salah atau benar tanpa memperhatikan, permasalahan sebenarnya.

Konsep Why

Mereka hanya menggunakan indera yang mereka miliki saja, tanpa berpikir atau menganalisa permasalahan (Why…?) sebelum memberikan penilaian ! Kita sebagai objek melakukan hal yang sama tidak berpikir, menganalisa langsung ikut apa kata mereka.

Sebagai objek kita harus berpikir luas, apa yang dikatakan orang lain yang hanya sifatnya negatif dan tidak membawa perbaikan sebaiknya jangan hiraukan. Tetapi kita terus berpikir, dan menganalisa (sistem otak kita bekerja) kenapa, mereka mengatakan salah, salah nya dimana. Dari situ kita bisa mengambil beberapa sudut pandang untuk menentukan tahap yang harus kita lakukan selanjutnya. Dan pada akhirnya menuju penyelesaian terhadap permasalahan yang kita hadapi.

Jangan langsung percaya seseorang mengatakan benar atau salah, sebelum kita mengetahui situsai yang sebenarnya. Terutama yang mengatakanya tanpa dasar dan alasan, karena justru menambah masalah baru bagi kita. Teruslah berjalan dan abaikan mereka…….!

Lain halnya dengan orang mengatakan benar atau salah disertai dengan alasan. Untuk yang satu ini bisa memberikan pengaruh yang bagus bagi kita dalam menyikapi permasalahan kita, paling tidak kita bisa berbagi.

Selama kita mengangap hal itu benar yang kita perlukan adalah :

Lakukan dan lakukan……………….!

Panen Setelah Pilihan Gubernur

Setelah melaksanakan pilgub pada hari Minggu 22 Juni 2008, sebagian besar penduduk (petani) di desa kami sekarang pergi ke sawah. Mereka memulai memanen padi yang telah menguning, yang telah dinantikan selama 3 bulan. Beruntung pada musim panen kali hasilnya bagus, kadar air cukp untuk ini bisa dilanjutkan dengan penanaman palawija. Mayoritas petani di tempat kami biasa menanam kedelai demikina juta untuk musim kemarau ini.

Dari kasus beberapa bulan lalu, harga kedelai naik 2 kali lipat dari biasanya, tentunya mendorong para petani untuk menanam kedelai dengan harapan bisa memperoleh keuntungan yang sepadan. karena selama ini kalau dikalkulasi mereka tergolong rugi. Dari perhitungan antara, biaya benih, tenaga, perawatan dan sewa lahan dan hasil panen kurang menguntungkan. Hal ini karena harga benih mahal saat tanam tetapi murah saat menjelang panen. Sesuatu yang terus berlangsung, dan sepertinya tidak akan ada perubahan. Belum lagi harga pupuk atau obat yang cenderung naik, dan banyak sekali obat pupuk sekarang yang tidak sesuai dengan mutu yang tercantum dalam kemasan. Memang banyak pilihant tetapi tidak menjamin tanaman menjadi bagus.

Dengan naiknya harga kedelai, para petani lebih bersemangat untuk menanam kedelai. Mereka mulai menanam setelah memanen padi nya, sepertinya mereka tidak terpengaruh dengan panasnya terik matahari. Dari pagi hingga menjelang sore mereka harus di sawah menahan teriknya matahari. Sesuatu yang banyak orang (apalagi saat ini, terutama kaum muda) nggak mau melakukan, tapi mereka tidak punya pilihan lain. Pekerjaan yang harus diterima dan dinikmati baik dengan rasa suka atau tidak.

Bagi yang punya pilihan lain tentu saja tidak mau melakukan hal itu. Mereka atau kita berpikir bahwa rezeki nya dari pertanian, sesuatu yang banyak diajarkan oleh bapak/ibu mereka/kita dahulu yang mayoritas juga petani. Beruntung bagi mereka yang mempunyai cukup lahan baik dari membeli atau warisan dari leluhur. Modal awal yang diperlukan sebagai seorang petani, yang mereka perlukan tinggal kemauan untuk mengolah dan mau bekerja keras.

Lain halnya dengan mereka yang tidak punya lahan, mereka tidak bisa langsung menanam, tentu tidak mungkin menamam lahan milik orang lain ditempat kami. Apalagi sekarang lahan pertanian mulai menyempit, karena kepadatan penduduk yang terus bertambah. Pengalihan lahan pertanian menjadi gedung atau perumahan, yang membuat harga lahan naik.

Menyewa adalah hal yang banyak dilakukan oleh mereka yang ingin bertani, tentu dengan modal yang tidak sedikit. Biaya yang diperlukan untuk menyewa sangat banyak, belum termasuk biaya benih, perawatan, tenaga kerja. Dan disaat panen harga padi/gabah turun, tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka. Bagi yang ingin harga tinggi mereka harus menyimpan dulu untuk beberapa saat, tidak langsung menjualnya saat panen. Namun kebanyakan tidak banyak mereka lakukan, karena mungkin : pertama mereka tidak punya tempat/gudang untuk menyimpan (lahan pekarangan/bangunana terbatas) , atau yang kedua kebutuhan yang sangat mendesak, sedangkan hanya hasil panen yang mereka punya. Dan biasanya masa tanam berikutnya juga memerlukan biaya tidak sedikit, perlu dana cepat!

Berharap ada perubahan yang lebih baik dengan terpilihnya Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013 …………..!

Banyak hal yang kita lakukan mungkin sesuatu yang sangat kita sukai ternyata tidak demikian dengan teman/sahabat/keluarga. Dan orang lain melakukan sesuatu dengan senang hati sementara kita tidak. Demikianlah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menyukai hal-hal yang orang lain tidak sukai atau sebaliknya membenci hal-hal yang orang lain sukai. Dari sinilah muncul banyak pendapat dalam menyikapi satu masalah yang sama.

Perbedaan sudut pandang, pola pikir seseorang juga menambah satu masalah menjadi lebih rumit. Kita kadang berpikir apa yang kita lakukan benar atau salah. Karena dengan ilustrasi diatas kita bisa saja mengatakan benar disaat orang lain mengatakan salah, atau sebaliknya. Benar menurut kita sendiri atau banyak orang, sehingga yang muncul disini adalah relatif.

Lihat seperti banyak kisah diceritakan sorang bapak bersama anak dan untanya yang sedang melakukan perjalanan jauh. Pertama anaknya diminta naik unta, dan bapak berjalan dengan memegang untanya sekaligus sebagai penunjuk jalan. Dalam perjalanan mereka bertemu sesorang, dan orang tersebut mengatakan bahwa sang anak tidak tahu diri, membiarkan orang tua berjalan sementara anak enak-enak saja naik unta. Karena perkataan itu sang anak menjadi sangat malu lalu meminta ayahnya naik unta, dan sang anak berjalan sambil memegang kendali unta. Di tengah jalan bertemu orang dan orang tersebut bilang, bahwa orang tua yang tidak punya belas kasihan, membiarkan anak sengsara. Mereka bingung, ternyata apa yang mereka telah lakukan salah, lalu berpikir dan solusi mereka saat itu mereka naik unta bareng. Berjalan beberapa lama, bertemu sesorang dan orang tersebut bilang bahwa mereka biadap, tidak kasihan sama unta. Membiarkan unta yang mereka tumpangi menderita beban yang amat berat. Berpikir lagi dan dari kejadian yang orang lain mengatakan salah, lalu ditemukan solusi berikutnya mereka berdua berjalan bersama-sama sambil memegang tali unta. Berpikir bahwa ini solusi yang paling tepat sehingga orang lain tidak mengatakan salah pada mereka. Setelah beberapa perjalanan mereka bertemu orang, dan orang mengatakan mereka berdua bodoh, karena punya unta tidak dimanfaatkan…….dst!

Dari cerita itu dapat kita ambil pelajaran bahwa kita cenderung berpikir begitu. Kita melakukan sesuatu dengan cara yang orang lain mengatakan salah, kemudian kita berpikir untuk menggunakan cara lain. Sementara orang lain yang mengatakan itu tidak mengetahui persoalan sebenarnya. Dan pada saat itu kita cenderung mengkuti/percaya apa yang mereka katakan bahwa kita melakukan sesuatu dengan cara yang salah. Dan banyak juga orang yang langsung mengatakan sesuatu salah atau benar tanpa memperhatikan, permasalahan sebenarnya.

Konsep Why

Mereka hanya menggunakan indera yang mereka miliki saja, tanpa berpikir atau menganalisa permasalahan (Why…?) sebelum memberikan penilaian ! Kita sebagai objek melakukan hal yang sama tidak berpikir, menganalisa langsung ikut apa kata mereka.

Sebagai objek kita harus berpikir luas, apa yang dikatakan orang lain yang hanya sifatnya negatif dan tidak membawa perbaikan sebaiknya jangan hiraukan. Tetapi kita terus berpikir, dan menganalisa (sistem otak kita bekerja) kenapa, mereka mengatakan salah, salah nya dimana. Dari situ kita bisa mengambil beberapa sudut pandang untuk menentukan tahap yang harus kita lakukan selanjutnya. Dan pada akhirnya menuju penyelesaian terhadap permasalahan yang kita hadapi.

Jangan langsung percaya seseorang mengatakan benar atau salah, sebelum kita mengetahui situsai yang sebenarnya. Terutama yang mengatakanya tanpa dasar dan alasan, karena justru menambah masalah baru bagi kita. Teruslah berjalan dan abaikan mereka…….!

Lain halnya dengan orang mengatakan benar atau salah disertai dengan alasan. Untuk yang satu ini bisa memberikan pengaruh yang bagus bagi kita dalam menyikapi permasalahan kita, paling tidak kita bisa berbagi.

Selama kita mengangap hal itu benar yang kita perlukan adalah :

Lakukan dan lakukan……………….!

Panen Setelah Pilihan Gubernur

Setelah melaksanakan pilgub pada hari Minggu 22 Juni 2008, sebagian besar penduduk (petani) di desa kami sekarang pergi ke sawah. Mereka memulai memanen padi yang telah menguning, yang telah dinantikan selama 3 bulan. Beruntung pada musim panen kali hasilnya bagus, kadar air cukp untuk ini bisa dilanjutkan dengan penanaman palawija. Mayoritas petani di tempat kami biasa menanam kedelai demikina juta untuk musim kemarau ini.

Dari kasus beberapa bulan lalu, harga kedelai naik 2 kali lipat dari biasanya, tentunya mendorong para petani untuk menanam kedelai dengan harapan bisa memperoleh keuntungan yang sepadan. karena selama ini kalau dikalkulasi mereka tergolong rugi. Dari perhitungan antara, biaya benih, tenaga, perawatan dan sewa lahan dan hasil panen kurang menguntungkan. Hal ini karena harga benih mahal saat tanam tetapi murah saat menjelang panen. Sesuatu yang terus berlangsung, dan sepertinya tidak akan ada perubahan. Belum lagi harga pupuk atau obat yang cenderung naik, dan banyak sekali obat pupuk sekarang yang tidak sesuai dengan mutu yang tercantum dalam kemasan. Memang banyak pilihant tetapi tidak menjamin tanaman menjadi bagus.

Dengan naiknya harga kedelai, para petani lebih bersemangat untuk menanam kedelai. Mereka mulai menanam setelah memanen padi nya, sepertinya mereka tidak terpengaruh dengan panasnya terik matahari. Dari pagi hingga menjelang sore mereka harus di sawah menahan teriknya matahari. Sesuatu yang banyak orang (apalagi saat ini, terutama kaum muda) nggak mau melakukan, tapi mereka tidak punya pilihan lain. Pekerjaan yang harus diterima dan dinikmati baik dengan rasa suka atau tidak.

Bagi yang punya pilihan lain tentu saja tidak mau melakukan hal itu. Mereka atau kita berpikir bahwa rezeki nya dari pertanian, sesuatu yang banyak diajarkan oleh bapak/ibu mereka/kita dahulu yang mayoritas juga petani. Beruntung bagi mereka yang mempunyai cukup lahan baik dari membeli atau warisan dari leluhur. Modal awal yang diperlukan sebagai seorang petani, yang mereka perlukan tinggal kemauan untuk mengolah dan mau bekerja keras.

Lain halnya dengan mereka yang tidak punya lahan, mereka tidak bisa langsung menanam, tentu tidak mungkin menamam lahan milik orang lain ditempat kami. Apalagi sekarang lahan pertanian mulai menyempit, karena kepadatan penduduk yang terus bertambah. Pengalihan lahan pertanian menjadi gedung atau perumahan, yang membuat harga lahan naik.

Menyewa adalah hal yang banyak dilakukan oleh mereka yang ingin bertani, tentu dengan modal yang tidak sedikit. Biaya yang diperlukan untuk menyewa sangat banyak, belum termasuk biaya benih, perawatan, tenaga kerja. Dan disaat panen harga padi/gabah turun, tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka. Bagi yang ingin harga tinggi mereka harus menyimpan dulu untuk beberapa saat, tidak langsung menjualnya saat panen. Namun kebanyakan tidak banyak mereka lakukan, karena mungkin : pertama mereka tidak punya tempat/gudang untuk menyimpan (lahan pekarangan/bangunana terbatas) , atau yang kedua kebutuhan yang sangat mendesak, sedangkan hanya hasil panen yang mereka punya. Dan biasanya masa tanam berikutnya juga memerlukan biaya tidak sedikit, perlu dana cepat!

Berharap ada perubahan yang lebih baik dengan terpilihnya Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013 …………..!

Blog Stats

  • 7,622 hits

About This Blog

Aku hanya belajar menulis, hal yang ingin kutulis, sesuatu yang ada dalam hati dan pikiranku. Terima kasih untuk anda yang telah sudi membaca tulisanku di blog ini, sesuatu yang mungkin tak berarti bagi anda semua.